Senin, 29 Oktober 2012

Siklus Akuntansi


Siklus Akuntansi adalah tahapan kegiatan yang dilalui dalam melaksanakan kegiatan akuntansi. Proses tersebut berjalan terus menerus dan berulang kembali sehingga merupakan suatu siklus.
Siklus Akuntansi terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu tahap :
  1. Analisis Transaksi
  2. Jurnal
  3. Posting jurnal ke buku besar
  4. Neraca Saldo
  5. Jurnal Penyesuaian
  6. Neraca Lajur
  7. Jurnal Penutup
  8. Penyusunan Laporan Keuangan
  9. Neraca Saldo Setelah Penutupan
  10. Jurnal Balik
Tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan dengan contoh-contoh transaksi sebagai berikut :
Transaksi 1    : 1 Maret 2001, Tn. Amir memulai usaha dengan mendirikan perusahaan bernama CV. Jaya Utama yang bergerak di bidang jasa perbaikan komputer dengan menyisihkan uang dari simpanan pribadinya untuk digunakan sebagai modal usaha sebesar Rp 20.000.000
Transaksi 2    : 1 April 2001, untuk menunjang usahanya perusahaan menyewa gedung untuk dipergunakan sebagai kantor/tempat usaha sebesar Rp 6.000.000 selama 1 tahun dan dibayar kas.
Transaksi 3    : 1 Mei 2001, untuk menambah Kas, perusahaan meminjam uang dari Bank Mayapada sebesar Rp 30.000.000 dengan bunga 20% per tahun dan jatuh tempo 1 Mei 2002.
Transaksi 4    : 3 Mei 2001, Perusahaan membeli 3 unit peralatan komputer dari Toko Metro Komputer sebesar Rp 30.000.000 dan dibayar kas.
Transaksi 5    : 5 Mei 2001, Perusahaan membeli Persediaan Suku Cadang untuk perbaikan komputer pelanggan dari Toko ABC sebesar Rp 2.000.000 yang akan dibayar pada tanggal 12 Mei 2001.
Transaksi 6    : 12 Mei 2001, Perusahaan membayar hutang pembelian Persediaan Suku Cadang kepada Toko ABC sebesar Rp 2.000.000 dengan kas.
Transaksi 7    : 15 Mei 2001, Perusahaan membeli Persediaan Suku Cadang secara tunai untuk keperluan perbaikan komputer pelanggan sebesar Rp 2.000.000
Transaksi 8    : 27 Mei 2001, Perusahaan menggunakan persediaan suku cadang untuk keperluan perbaikan komputer pelanggan sebesar Rp 1.000.000
Transaksi 9    : 1 Juni 2001, Perusahaan menerima Kas dari hasil usaha jasa perbaikan komputer sebesar Rp 20.000.000
Transaksi 1 0 : 6 Juni 2001, Tn. Amir memperbaiki kendaraannya dengan biaya sebesar Rp 1.000.000 dan membayarnya dengan Kas dari dana pribadinya.
1. Analisis Transaksi
Analisis transaksi merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum melakukan pencatatan. Ada tiga hal yang harus dilakukan dalam analisis transaksi, yaitu mengidentifikasi:
  1. Apakah transaksi tersebut merupakan transaksi keuangan. Transaksi dikelompokkan sebagai transaksi keuangan kalau transaksi tersebut mempengaruhi posisi aset, hutang, dan modal.
  2. Perkiraan apa yang dipengaruhi, bertambah atau berkurang, didebet
    atau dikredit.
  3. Berapa besar nilai yang akan dicatat.
Contoh analisis terhadap transaksi yaitu analisis terhadap Faktur Pembelian Barang, Slip Bukti Transfer, Bukti Penerimaan dan Pengeluaran Kas. Tujuan analisis transaksi sebenarnya dimaksudkan untuk menentukan akun-akun mana yang sesuai untuk didebetkan dan / atau dikreditkan. Berdasarkan contoh-contoh transaksi di atas, analisis transaksinya adalah :
Transaksi 1: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa kas muncul/bertambah sementara modal perusahaan muncul/bertambah masing-masing sebesar Rp 20.000.000.
Transaksi 2: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa kas berkurang sebesar Rp 6.000.000 sementara modal berkurang untuk biaya sewa sebesar Rp 6.000.000.
Transaksi 3: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa kas bertambah sebesar Rp 30.000.000 sementara hutang perusahaan muncul sebesar Rp 30.000.000.
Transaksi 4: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa peralatan bertambah sementara aset lainnya berupa kas berkurang sejumlah yang sama sebesar Rp 30.000.000.
Transaksi 5: : Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa persediaan bertambah sebesar Rp 2.000.000. sementara hutang bertambah sejumlah yang sama.
Transaksi 6: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa kas berkurang sebesar Rp 2.000.000 sedangkan hutang berkurang sejumlah yang sama.
Transaksi 7: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa persediaan bertambah sebesar Rp 2.000.000 sementara aset berupa kas berkurang sejumlah yang sama.
Transaksi 8: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa persediaan berkurang sebesar Rp 1.000.000 sementara modal berkurang untuk biaya bahan perbaikan komputer pelanggan.sejumlah yang sama.
Transaksi 9: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa kas bertambah karena pendapatan dari jasa perusahaan sebesar Rp 20.000.000 dan modal bertambah sejumlah yang sama.
Transaksi 10: Tidak mempengaruhi persamaan akuntansi, aset dan ekuitas perusahaan tidak terpengaruh dengan transaksi ini sehingga tidak perlu dicatat.
Analisis transaksi tersebut dapat digambarkan dalam persamaan akuntansi berikut ini :


2. Jurnal

Jurnal adalah pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan yang dilaksanakan setiap hari. Jurnal merupakan proses pencatatan pertama dalam siklus akuntansi setelah analisis transaksi. Jurnal merupakan dasar untuk mem-posting transaksi ke buku besar. Bentuk yang umum dari jurnal adalah Jurnal Umum (General Journal) yang mencatat segala jenis transaksi yang terjadi.

Dalam praktiknya, apalagi dengan semakin berkembangnya perusahaan dan semakin rumitnya transaksi-transaksi yang terjadi, tidak mungkin seluruh transaksi yang terjadi dituangkan hanya dalam general journal. Akan hal ini dibentuklah Jurnal Khusus (Special Journal). Special Journal ini dirancang untuk mencatat jenis-jenis transaksi tertentu yang sering terjadi dan berulang.

Special Journal yang dimaksudkan disini misalnya :
  • Jurnal Penjualan
  • Jurnal Pembelian
  • Jurnal Penerimaan Kas
  • Jurnal Pengeluaran Kas

Catatan:
Untuk transaksi-transaksi yang tidak dapat dikelompokkan pada keempat jurnal khusus tersebut, maka tetap dicatat dalam General Journal (Jurnal Umum).

Tidak semua jenis jurnal di atas digunakan dalam perusahaan, penggunaannya tergantung pada besar kecilnya perusahaan. Pada perusahaan yang masih sederhana, umumnya cukup digunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi. Sedangkan untuk perusahaan yang transaksi-transaksinya sudah sedemikian komplek dimungkinkan digunakannya Jurnal Khusus (Special Journal). Berdasarkan contoh transaksi di atas, jurnalnya adalah sebagai berikut:

Jurnal Umum


3. Posting Jurnal pada Buku Besar
Yang dimaksud dengan posting di sini adalah membukukan dengan cara memindahbukukan dari jurnal ke dalam perkiraan masing-masing yang relevan di buku besar. Kalau dalam jurnal, pencatatan dilakukan setiap hari, maka posting ke masing-masing perkiraan dilakukan secara periodik, misalnya satu bulan.
Pada umumnya, untuk memudahkan mengidentifikasi transaksi-transaksi yang telah diposting ke buku besar ini, maka digunakan kolom posting reference. Disamping itu digunakan juga bagan perkiraan yang merupakan daftar judul dan nomor untuk setiap perkiraan pada buku besar. Contoh posting dari jurnal ke buku besar adalah sebagai berikut :


 








Keterangan :
  1. Pilih perkiraan buku besar yang berkaitan dengan jurnalnya.
  2. Masukkan tanggal jurnal pada masing-masing perkiraan buku besar yang berkaitan.
  3. Masukkan nilai debet dari jurnal ke kolom debet di buku besar, demikian pula nilai kredit dari jurnal ke kolom kredit di buku besar kemudian hitung saldo buku besarnya.
  4. Kolom Referensi (Ref) pada jurnal diisi nomor perkiraan yang telah dijurnal, dan Ref di Buku Besar diisi nomor halaman jurnal.
Berdasarkan contoh-contoh transaksi di atas, hasil posting dari jurnal adalah sebagai berikut :













4. Neraca Saldo


Neraca saldo menunjukkan saldo masing-masing perkiraan. Saldo debet dan saldo kredit ini secara total harus sama jumlahnya pada neraca saldo. Neraca saldo merupakan dasar untuk penyusunan laporan keuangan yang dibuat secara periodik. Neraca saldo ini sendiri terbagi dua, yaitu neraca saldo sebelum disesuaikan (unadjusted trial balance) dan neraca saldo yang telah disesuaikan (adjusted trial balance). Penyesuaian yang dimaksud di sini akan dijelaskan dibagian berikut dalam tahap siklus akuntansi.


Berdasarkan saldo Buku Besar di atas, dibuat Neraca Saldo sebagai berikut: 







5. Jurnal Penyesuaian
Setiap perkiraan yang tampak dalam laporan keuangan haruslah menunjukkan nilai yang seharusnya, oleh karena itu perlu disusun jurnal penyesuaian pada akhir tahun buku, yaitu setelah neraca saldo selesai disusun.
Fungsi jurnal penyesuaian adalah :
  1. Untuk koreksi kesalahan.
  2. Untuk pemindahbukuan.
  3. Untuk mencatat pos-pos akrual, yaitu yang masih harus diterima/dibayar.
  4. Untuk mencatat pos-pos deferal, yaitu yang diterima lebih dulu atau dibayar lebih dulu.
  5. Untuk mencatat penyusutan.
  6. Untuk mencatat susulan pembukuan.
Berdasarkan contoh-contoh transaksi di atas, penyesuaian yang perlu dilakukan adalah:
Beban dibayar dimuka
Pada transaksi 2 perlu dilakukan penyesuaian karena biaya sewa yang sudah dibayarkan untuk beban satu tahun padahal yang menjadi beban pada tahun 2001 hanya 9 bulan dengan nilai sebesar Rp 4.500.000 (9/12 X Rp 6.000.000) dan 3 bulan sisanya menjadi beban tahun berikutnya dengan nilai sebesar Rp 1.500.000. Jurnal penyesuaiannya adalah:






Beban terutang
Pada transaksi 3 perlu dilakukan penyesuaian untuk pengakuan beban bunga selama 8 bulan dengan nilai sebesar Rp 4.000.000 (8/12 X 20% X Rp 30.000.000) sisanya dibebankan pada tahun berikutnya. Jurnal penyesuaiannya adalah:



Penyusutan
Pada transaksi 3 perlu dilakukan penyesuaian untuk pengakuan beban penyusutan selama 8 bulan. Dengan asumsi umur ekonomis peralatan komputer adalah 5 tahun dan metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus, nilai beban penyusutan tahun 2001 adalah sebesar Rp 4.000.000 (8/12 X 20% X Rp 30.000.000)




6. Neraca Lajur
Neraca Lajur (worksheet) adalah lembaran kerja yang dibuat untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan. Format neraca lajur terdiri dari kolom nama perkiraan, neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, perhitungan laba-rugi, dan neraca. Berdasarkan contoh-contoh transaksi di atas neraca lajurnya adalah :





7. Jurnal Penutup
Pada akhir periode akuntansi perkiraan-perkiraan buku besar dapat digolongkan dalam 5 (lima) tipe yaitu : aset, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Perkiraan pendapatan dan biaya pada dasarnya adalah termasuk dalam perkiraan modal, jadi bersifat sementara (temporary) untuk satu periode akuntansi. Ini berarti pada setiap awal periode akuntansi perkiraanperkiraan ini bernilai nol. Oleh karena itu pada akhir periode akuntansi harus ditutup.
Jurnal penutup dilakukan dengan :
  • Mendebet saldo perkiraan pendapatan.
  • Mengkredit saldo perkiraan biaya.
  • Mengkredit perkiraan modal atau perkiraan laba ditahan (jika laba atau pendapatan lebih besar dari biaya) atau mendebet perkiraan modal atau laba ditahan (jika rugi).
Berdasarkan contoh-contoh transaksi di atas, perkiraan-perkiraan yang harus ditutup adalah :
  • Biaya sewa
  • Biaya perbaikan komputer
  • Biaya penyusutan
  • Biaya bunga
  • Pendapatan jasa
Jurnal penutupnya adalah :
Pendapatan jasa                                Rp 20.000.000
Biaya sewa    Rp 4.500.000
Biaya perbaikan komputer    Rp 1.000.000
Biaya penyusutan peralatan    Rp 4.000.000
Biaya bunga    Rp 4.000.000
Laba ditahan    Rp 6.500.000








8. Penyusunan Laporan Keuangan
Setelah tahap penyesuaian atas perkiraan-perkiraan dilakukan, baik untuk pendapatan dan perkiraan-perkiraan yang ditangguhkan, maupun pendapatan dan biaya-biaya akrual, maka kemudian disusun laporan keuangan.
Laporan Keuangan yang disusun terdiri dari Neraca, Laporan Rugi-Laba, dan Laporan Perubahan Kas.
Dengan bantuan neraca lajur di atas maka neraca akhirnya adalah :






Neraca inilah yang akan menjadi neraca awal tahun berikutnya.

9. Jurnal Balik

Jurnal Balik (reversing entries) adalah suatu pencatatan akuntansi yang dibuat berdasarkan jurnal penyesuaian , dengan membalik jurnal penyesuaian tersebut pada awal periode sebelum transaksi-transaksi berjalan di catat.
Perusahaan membuat jurnal balik karena menggunakan suatu pendekatan akuntansi tertentu dalam mencatat suatu transaksi. Pada dasarnya ada 4 (empat) macam pencatatan penyesuaian yang memerlukan jurnal balik pada awal tahun yaitu :

  • Pengakuan biaya yang terhutang
  • Biaya dibayar dimuka
  • Pendapatan yang diterima dimuka
  • Pendapatan yang belum diakui meskipun telah terjadi penerimaan kas.
Berdasarkan contoh-contoh transaksi di atas, jurnal balik dilakukan untuk biaya sewa dibayar dimuka (lihat Jurnal Penyesuaian hal 31). Jurnal baliknya adalah :










Tidak ada komentar:

Posting Komentar